2010年4月21日星期三

Pewarisan Budaya Tradisional


Minggu ini dalam kuliah Bahasa Indonesia, kami mempelajari sejenis seni yang penting dalam kebudayaan tradisional Indonesia yaitu Wayang Kulit. Sebenarnya, saya sungguh tertarik pada rupa tokoh dalam wayang kulit. Walaupun begitu, setiap kali melihat wayang kulit, setelah mulai kira-kira sepuluh menit, saya sudah hampir jatuh tertidur karena merasa bosan. Ini mungkin karena halangan bahasa dan kekurangan latar belakang ilmu. Namun, sebagai orang asing, saya sudah menonton wayang kulit secara langsung lebih dari sepuluh kali di negara Malaysia. Sedangkan pelajar setempat di sekelas tidak pernah menonton wayang kulit. Padahal, saya pun tidak pernah melihat Beijing Opera secara langsung. Hal ini mendedahkan bahwa warisan budaya tradisional perlu diperhatikan negara mana pun supaya ia tidak menghadapi ancaman kepupusan.

Sebenarnya, budaya tradisional pernah mencakupi amalan dan cara hidup kita. Ini termasuk makanan, pakaian, adat istiadat, kesenian, dan sebagainya. Namun, tidak dapat menafikan bahwa hanya makanan tradisional banyak dikekalkan hingga dewasa ini sedangan pakaian, adat istiadat dan kesenian tradisional banyaknya ditinggalkan jaman.

Namun, budaya tradisional harus dilestarikan karena ia mengandung identitas sesuatu bangsa. Dalam usaha ini, cara menghidupkan kebudayaan tradisional amat penting. Pertandingan, ceramah, wawancara, iklan serta pameran perlu dianjurkan secara besar-besaran. Saya pun mereka-bentuk satu poster untuk mengembangkan kecintaan wayang kulit di kalangan pemuda-pemudi. (Lihat Gambar di atas.) Selain itu, budaya tradisional juga perlu menerima unsur moden. Misalnya, drama “bangsawan” sudah mulai mengambil topik-topik modern untuk menarik hati generasi muda. Hal ini amat berhasil sehingga drama bangsawan sudah menjadi salah satu program hiburan utama dalam kehidupan pemuda.



2010年3月27日星期六

Perlindungan terhadap Kepelbagaian Budaya









Walaupun pada minggu yang lalu, saya meramalkan bahwa bahasa Inggris mungkin akan merambah seluruh dunia ini, tetapi saya mendapati bahwa negara Amerika Serikat amat mementingkan perlindungan kewujudan pelbagai bahasa dan budaya.

Misalnya, pada tanggal 13 bulan Maret tahun 2010, “Hari Bahasa-Bahasa Dalam Dunia” (World Languages Day) disambut secara besar-besaran di universitas saya. Perayaan ini dimulai dengan musik tradisional Rusia. Selepas itu, pertunjukan dan presentasi untuk memperkenalkan bahasa-bahasa dalam dunia ini disampaikan kepada para pelajar yang berminat. Ini termasuk bahasa Hmong, bahasa Korea, bahasa Inka, bahasa Scandinavia, bahasa Perancis, bahasa Jerman, bahasa Hebrew, bahasa Yunani dan bahasa Latin. Saya pastinya menyertai taklimat tentang bahasa Indonesia. Mbak Hening memberi presentasi yang sungguh menarik tentang media popular di negara Indonesia seperti “Facebook”, “Indonesia Idol” serta acara-acara televisi yang lain. Setelah itu, Mbak Rhonda memberi ucapan mengenai pelancongan di kawasan Jakarta melalui pengalamannya di sana. Lalu, Mas Reagan menceritakan kawasan kampung di Negara Indonesia. Akhirnya, Mbak Hening mengajar angka dalam bahasa Indonesia kepada para pelajar. Mereka sangat gembira dan cepat jatuh cinta kepada bahasa Indonesia karena mereka baru menyadari keindahan bahasa Indonesia.

Tidak lama kemudian, pada tanggal 18 bulan Maret tahun 2010, “Malam Budaya” (Intercultural Night) diadakan di panggung Memorial Union. Ini menarik banyak hati orang. Kebanyakan acara adalah tarian dari banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Nepal, Argentina dan Amerika. Ada juga nyanyian dari Perancis, drama dari Korea serta pertunjukkan alat musik dari Thailand. Di sini, saya merasa amat bangga dan untung menjadi salah seorang pelajar di Universitas Wisconsin-Madison karena dapat menikmati pertunjukan yang unggul tanpa kepergian ke Negara lain. Acara yang paling menyentuh hati saya adalah tiga tarian dari Malaysia yaitu tarian kipas (tarian Cina), tarian Jai Ho (tarian India) serta tarian Zapin (tarian Melayu). Ini sebab saya pertama kali menyaksikan campuran tiga bangsa dalam kerjasama dalam pertunjukan tarian. Saya harap negara Malaysia bahkan dunia ini dapat hidup dalam keadaan aman dan damai selama-lamanya tanpa sempadan bangsa!


Selain itu, dalam kampus Universitas Wisconsin-Madison, terdapat “Rasa Budaya” (Taste of Culture) pada setiap minggu. Aktivitas ini direkabentuk khususnya untuk komunitas pelajar yang besar dalam kampus ini seperti India, China serta Perancis. Tujuan aktivitas ini adalah untuk memecahkan kesalahfahaman serta menggalakkan komunikasi antara para pelajar antarbangsa.

Di samping itu, saya juga mendapati bahwa dasar perlindungan kepelbagaian budaya juga dapat diperlihatkan melalui nota bank! Contohnya, terdapat empat bahasa resmi yaitu bahasa Inggris, bahasa Madarin, bahasa Tamil serta bahasa Melayu di atas nota bank Singapura. Nota bank China juga dicetak dengan lima bahasa bangsa. Tapi, lihat nota bank India, terdapat lima-belas bahasa dalam satu nota bank!!!


2010年3月23日星期二


Satu Bahasa? Banyak Bahasa?


Terdapat banyak bahasa di dunia ini. Namun, susahnya menetapkan bahasa yang mana adalah bahasa yang paling merdu. Akan tetapi kita tidak dapat menafikan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang paling kuat di dunia ini pada jaman sekarang. Jadi saya selalu berfikir adakah suatu hari nanti dunia ini akan ditenggelami oleh dunia Inggris seperti yang sudah berlaku di Negara India dan Negara Filipina sekarang. Umumnya sudah diketahui oleh bahwa kedua Negara ini dicirikan dengan kepelbagaian bahasa. Setiap daerah mempunyai dialek yang unik serta tidak dapat saling dimengerti. Oleh karena itu, bahasa penjajahan yaitu bahasa Inggris selama ini memainkan peranan penting sebagai medium komunikasi yang baik. Lama-kelamaan, bahasa kebangsaan dijadikan lambang semangat nasionalisme saja.

Belajar bahasa Inggris memang sudah menjadi satu fesyen dalam masyarakat di tempat mana-mana. Karena dengan kemampuan bahasa Inggris, kita dapat berkomunikasi dengan banyak orang di dunia ini, terutamanya pertukaran kian diperlukan dalam masyarakat kita. Saya pun pernah bertanya kepada ibu saya kenapa menekankan saya belajar bahasa Inggris sewaktu saya kecil. Ibu menjawab bahwa dia ingin saya menjadi “orang antarabangsa”. Jadi saya berpikir bahwa apa maksud ini “orang antarabangsa”? Bukankah ini adalah pengaruh globalisasi? Bukankah ini adalah kekuasaan dunia bahasa Inggris? Dan berapa banyaknya ibubapa mempunyai impian yang sama dengan harapan ibu saya ini? Lagipun berapa banyak uang yang ibubapa kita sudi keluarkan dalam pemupukan penggunaan bahasa Inggris?

Sama juga pandangan ini dengan pihak pemerindah. Akan tetapi kebanyakan Negara tidak mampu melaksanakan pendidikan bilingualisme karena ia memang mahal. Mungkin hanya sedikit Negara yang sangat kaya seperti Negara Brunei Darulsalam bisa menanggung perbelanjaan untuk menyokong keseimbangan pendidikan dalam dua bahasa. Oleh karena itu, banyak Negara terutamanya Negara yang pernah dijajah terus menggunakan bahasa Inggris dalam banyak bidang utama seperti pendidikan, pemerintahan, perdagangan dan sebagainya.

Tambahan pula, setelah era pasca-nasionalisme, bahasa kebangsaan tidak menjalankan kesan pragmatik lagi. Ia hanya dipandang sebagai simbol kebangsaan saja. Kebanyakan orang memilih bahwa menjaga dialek mereka sebagai pameran identitas sementara belajar bahasa Inggris sebagai alat komunikasi serta simbol status tinggi yaitu sudah menerima pendidikan yang baik.

Jadi, saya mengira kecenderungan penggunaan bahasa Inggris amat kuat, mungkin sehingga kekuasaannya bisa menggantikan banyak bahasa kebangsaan di seluruh dunia ini. Oleh karena itu, saya tiba-tiba merasa sedih karena kepelbagaian bahasa dan budaya akan hilang disebabkan faktor ekonomi yang susah dielakkan ini. Saya mengekspresikan perasaan ini kepada Mas Reagan, tetapi dia mempunyai pandangan yang agak berbeda. Sebagai seorang Amerika, dia berasa sangat menikmati perasaan perbedaan apabila melancong ke Negara luar. Dia kata kalau seluruh dunia ini nanti dijadikan satu bahasa dan satu budaya, susah juga diterima oleh manusia walaupun keuntungan ekonomi yang besar. Ini mungkin karena naluri manusia masih suka mengasingkan diri dari orang lain. Oleh karena itu, bahasa ibundanya memang bisa memainkan peranan ini tapi mungkin bukan lagi bahasa kebangsaan. Malah selagi kewujudan naluri manusia ini, kepelbagaian bahasa dan budaya tidaklah akan hilang. Mungkin setelah manusia sudah mendapat cukup uang, mereka yang akan tuntut mengembalikan identitas yang unik dengan memakai bahasa dan budaya warisannya.

2010年2月21日星期日

Keberanian

Perkataan “kesepian” menjadi gantungan mulutku sesudah aku datang ke Amerika. Dalam fikiranku, masyarakat Amerika amat berdikari. Mereka tidak suka meminta-minta orang lain, juga tidak ingin dikacau orang. Seluruh masyarakat ini seperti Peti Es! Apabila aku memang perlu tolongan, selalunya dinafikan secara tidak langsung oleh kawan Amerikaku. Bahkan pernah perasaan benci muncul dalam hati aku. Beberapa kali aku mengangis dan menjerit kepada ibuku yang jauh di sebelah lain lautan Pasifik.

Namun hatiku kian reda setelah aku mulai mengaji pengalaman Pramoedya Ananta Toer, seorang penulis Indonesia yang besar.

Semester yang lalu, aku sudah membaca dua novelnya yang penting yaitu “Bumi Manusia” dan “Anak Semua Bangsa”. Kedua novel ini dalam satu seri yang bernama “Buru Quartet” yang menggambarkan seorang manusia Indonesia yang kian menyadari kepentingan Nasionalisme dalam lingkungan penjajahan Belanda. Jelasnya tema novel itu adalah untuk membangkitkan kesadaran nasionalisme serta perasaan anti-penjajahan kepada pembaca masyarakat Indonesia. Walau bagaimanapun, karya yang begitu penting ini sebenarnya diselesaikan dengan tolongan temannya sewaktu Pak Pramoedya ditangkapkan sebagai tahanan politik. Hal ini begitu karena dia tidak dibenarkan menulis dalam penjara. Dia menceritakan novelnya secara lisan dan meminta temannya mengingatkan dia kembali selepas dia dibebaskan.

Di sini pembaca pasti ingin bertanya bahwa apakah yang mengukirkan keberanian dan kekuatan Pak Pramoedya? Aku mendapat jawaban dari pengalamannya sewaktu dia muda yang dipamerkan dalam sebuah dokumentasi. Aku menangis dua kali apabila melihat ceritanya.

Cerita yang pertama adalah sewaktu Pak Pramoedya masih bersekolah dasar. Dia kata dia menggunakan sepuluh tahun (sepatutnya hanya perlu tujuh tahun) untuk tamat sekolah, yaitu tiga kali dia tidak lulus. Ini buat ayahnya, sebagai seorang guru, sangat mengecewakan. Hal ini begitu karena Pramoedya selalunya punya rasa inferior atau rendah diri. Dia sering bergaul dengan kanak-kanak buruh tani. Dengan mereka lah, baru dia merasa sederajat. Jadi, dia tidak berani menyatakan pendapat. Ini juga sebab dia menulis. Dia dapat mencurahkan pikiran melalui tulisan sejak di sekolah dasar. Selepas tamat sekolah dasar, dia rasa berhak untuk meneruskan pelajaran. Dia memberitahu ayahnya. Tetapi ayahnya berkata

Anak Bodoh! Kembali ke sekolah dasar!

Jadi Pramoedya kembali ke sekolah yang telah tamat. Gurunya, bernama Amir, tanya dia kenapa kembali lagi. Namun, Pramoedya tidak menjawab apa-apa, lalu dia pulang rumah. Dalam perjalanan pulang rumah ada sebuah kuburan. Di sana, dia taruh kertas-kertasnya, dia pegang pohon, dia menjerit. Dia kata waktu itu dia rasa seorang diri!!! kehilangan harapan! putus asa!

Air mataku mengalir. Karena aku melihat sebenarnya seluruh dunia ini menjerit, seluruh dunia ini kesepian dan seluruh dunia ini berjuang dengan nasib, tak kisah orang besar atau orang kecil sepertiku.

Cerita kedua adalah waktu Pramoedya berumur tujuh belas tahun. Ibunya sakit keras akibat TBC, tidak ada obat, tidak ada orang memberi makanan. Sebab dia anak sulung, dia perlu menjaga ibu sampai ibunya meninggal, waktu itu ibunya baru umur tiga-puluh-empat tahun. Walaupun keluarganya pernah membantu banyak orang, tetapi waktu ibunya meninggal, tidak ada satu tangan pun membantu, sehingga Pramoedya melaksanakan penguburan ibu pun secara sendiri. Waktu itu dia baru umur tujuh belas dengan tujuh adik, yang anak termuda, juga meninggal.

Betapa susah kehidupan manusia dunia ini! Di sini, aku sekali lagi menyaksikan kekuatan Pramoedya. Dia berkata pesanan ibunya yang banyak memberi pengaruh besar kepadanya:

“Jangan minta-minta pada siapa pun!”

Dia juga berkata,

Keberanian bukan anugerah tapi hasil lah yang hidup sehari-hari.”

Keberanian sama seperti otot manusia! Kalau tidak dilatih, dia akan jadi lemah.”

“Dalam hidup ini, jangan lari, hadapi semua, inilah cara untuk melatih keberanian.”

Tidak tahu kenapa, selepas melihat kedua cerita Pramoedya, aku terasa amat santai. “Kesepian” dan “kesusahan”ku sebenarnya tidak apa-apa kalau dibandingkan dengan kesulitannya. Barangkali inilah keindahan “bumi manusia”, berjuang dengan yang susah, menikmati yang berjaya.

2010年2月5日星期五

Tahun Baru Imlek 2010!

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan yang terpenting bagi orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan mengikuti penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal ke-15 (pada saat bulan purnama). Biasanya, orang Tinghoa akan mulai merayakan perayaan yang terbesar ini pada malam sebelum hari tahun baru yang dikenali sebagai "malam pergantian tahun".

Di sini saya tidak mau menjelaskan adat-istiadat perayaan ini. Saya mendapati tahun ini amat berbeda. Ini sebab hari Tahun Baru Imlek ini dijatuhkan pada 14 Februari mengikut penanggalan biasa. Hari itu dikenali umumnya sebagai Hari Cinta (Valentine’s Day). Selain itu, NBA All-Star Weekend juga akan diadakan secara besar-besaran pada hari itu. Oleh karena itu, banyak lelaki Tinghoa akan diuji pada Hari Tahun Baru Imlek ini. Apakah mereka akan memilih keluarga, kekasih atau kehidupan sendiri?

Selainnya, tahun ini juga adalah tahun yang pertama menyambut Hari Tahun Baru Imlek di luar negara bagi banyak pelajar seberang lautan seperti saya. Jadi, susah menyangka apa yang akan terjadi kalau menyambutnya tanpa keluarga. Pada Hari Ahad yang lalu, Asosiasi Pelajar Tinghoa Madison sudah menghidangkan sebuah pertunjukan yang amat menarik. Pelajar dan Dosen Tinghoa memamerkan budaya Tinghoa di arena antarabangsa melalui pertunjukan ini. Saya merasa sungguh bangga bahwa budaya Tinghoa dapat disebarkan dengan peluang ini. Di samping itu, Mbak Rhonda dan saya juga akan mengadakan pesta Tahun Baru Imlek Indonesia untuk semua pelajar yang meminati budaya Tinghoa dan Indonesia di sini. Saya amat yakin Tahun Baru Imlek ini akan menjadi yang paling istimewa dalam kehidupan saya.

2009年12月9日星期三

Naluri Manusia

Libur Hari Syukuran (Thanksgiving days) ini, saya tidak pergi mana-mana. Saya belajar di rumah dengan hati yang tenang. Setiap pagi, saya membuka internet, membaca berita yang berlaku/terjadi di seluruh dunia ini.

Ada dua peristiwa yang terjadi pada hari-hari ini amat menggemparkan hati saya.

Satu peristiwa adalah masalah finansial yang terjadi di kota Uni Emirat Arab, Dubai.

Setelah diumumkannya kabar bahwa perusahaan terbesar Emirat Dubai, Uni Emirat Arab, yaitu Grup Dubai World akan melakukan reorganisasi dan menunda pengembalian hutang sebanyak 59 milyar dolar, pasar moneter global tergoncang. Akhir-akhir ini, bursa saham dan bursa valuta asing, serta harga minyak mentah berjangka dan harga emas berjangka berturut-turut menurun tajam, dan rasa panik pun menghantui setiap investor. Para penanam modal khawatir akan terjadinya efek domino jika Dubai ternyata tidak mampu melunasi hutang-hutangnya.

Sudah diketahui umumnya bahwa Dunia Dubai pernah ingin mendirikan “surga bagi jutawan”. Mereka merancang dan membangun hotel yang berbintang tujuh, pulau-pulau buatan serta kediaman supermewah. Tujuan mereka adalah untuk menarik modal dari tokoh-tokoh besar dari seluruh dunia. Jadi, perusahaan Dubai ini berturut-turut meminjam duit demi menyempurnakan proyek raksasa ini. Namun, tsunami keuangan dunia telah mengambil kebanyakan harta jutawan. Oleh karena itu, mimpi perusahaan Dubai turut terancam.


Sebenarnya, perusahaan Dubai tersebut sudah kaya sangat, tetapi kenapa mereka masih ingin lebih banyak sehingga mereka sudah lupa kemampuan diri mereka? Kenapa mereka tidak mau mengekalkan kekayaan mereka?

Adakah ini ketamakan manusia yang menyebabkan semua puncak bencana?

Adakah kekayaan dan kekuatan membangunkan ketamakan?

Adakah kekayaan dan kekuatan juga mampu memusnahkan semua peri kemanusiaan?

Lihatlah peristiwa pembantaian yang berlaku di Kecamatan Buluan, Provinsi Maguindanao, Selatan Filipina. Untuk ambil bagian dalam kampanye pemilihan gubernur tahun 2010, pada hari 23 November ini, camat Esmael Mangudadatu mempercayakan istrinya Jenalyn dan anggota keluarganya, pembantu dan tokoh politik bermobil ke Komisi Pemilihan setempat untuk menyampaikan bahan-bahan, disertai pula kurang-lebih 20 wartawan. Dalam perjalanan, mereka dikepung oleh sekelompok elemen bersenjata dan disandera. Menurut saksi mata, kelompok bersenjata sekitar 100 orang itu tampak seperti milisia setempat dengan senjata lengkap.

Tak lama setelah peristiwa itu terjadi, tentara pemerintah segera melakukan aksi penyelamatan sandera, namun ketika mereka tiba di tempat kejadian peristiwa, tampak 21 jenazah sandera terkapar. Sampai sekarang, pihak militer Filipina telah mengkonfirmasi bahwa semua sandera sebanyak 57 orang telah dibunuh, 35 lelaki dan 22 perempuan, termasuk istri Esmael Mangudadatu dan saudaranya. Menurut keterangan pejabat militer setempat, sejumlah korban tewas dipenggal kepalanya oleh kelompok bersenjata.

Terjadinya peristiwa penyanderaan dan pembunuhan kejam para sandera membuat pemerintah Filipina sangat marah. Presiden Arroyo memerintahkan pengejaran para pelaku kejahatan dengan harga apa pun yang harus dibayar. Penasehat Presiden Arroyo Untuk Masalah Mindanao bahkan mendesak presiden memberlakukan keadaan darurat di Provinsi Maguindanao untuk mencegah terjadinya lagi peristiwa kekerasan berdarah.

Juru bicara pihak militer Filipina Romeo Brawner dalam jumpa pers menyatakan bahwa hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa sekelompok elemen bersenjata yang ada kaitannya dengan Gubernur Provinsi Maguindanao, Ampatuan adalah pelaku peristiwa penyanderaan tersebut. Tujuannya adalah untuk mencegah Esmael Mangudadatu ikut kampanye pemilihan Gubernur Provinsi Maguindanao. Menurut media setempat, Ampatuan memiliki sebuah barisan bersenjata pribadi yang terdiri sekitar 100 orang, dipimpin oleh putranya sendiri. Sedang Esmael Mangudadatu juga pemimpin sebuah kelompok setempat yang seteru dengan Gubernur Ampatuan.

Sementara itu, juru bicara Kepolisian Negara Filipina menyatakan, pihaknya sedang mengumpulkan bukti tentang Gubernur Maguindanao Andal Ampatuan dan putranya yang diduga merencanakan dan ambil bagian dalam peristiwa tersebut.

Pemilu tahun depan selain akan memilih presiden dan wakil presiden Filipina, juga akan memilih anggota parlemen dan kepala daerah tingkat provinsi, kota dan daerah otonom. Sejak pendaftaran calon pemilih dimulai minggu lalu, pemungutan suara akan berlangsung sampai 10 Mei tahun depan. Berhubung pemilu kali ini berkaitan dengan pembangunan kembali tatanan politik Filipina, maka dapat dibayangkan betapa sengitnya pertarungan antara berbagai faksi politik.

Padahal, peristiwa kekerasan sering terjadi setiap kali menghadapi tahun pemilu, khususnya di daerah bagian selatan di mana Provinsi Maguindanao berada. Tetapi mengapakah mereka selalu membunuh sandera khususnya sandera perempuan dengan cara yang begitu zalim? Setahunya, bukan saja mereka memotong kepala sandera tetapi bagi semua sandera perempuan, mereka memperkosa dulu, menembak kemaluan mangsa lalu menembak mangsa sewenang-wenang sehingga mati. Adakah mereka masih manusia? Apakah tujuan mereka? Bukankah hanya untuk sebiji posisi saja? Betapa buruknya kalau orang semacam ini dijadikan ketua rakyat?!

Manusia!

Sila berdiri di depan cermin.

Sila renungi mukamu.

Sila pikirkan perananmu.

Saya akui, takut, tamak adalah nalurimu.

Tetapi, jangan zalim, ganas, kejam…

2009年11月15日星期日

Budaya ‘Party’

Rabu ini, dosen bahasa Indonesia, mbak Arti mengajak semua pelajar bahasa Indonesia untuk makan malam bersama di rumahnya di kediaman Eagle Heights. Ternyata, mbak Arti sudah mulai membuat persediaan sejak pukul 12 tengah hari. Dia memasak soto ayam, sate, urap sayur, pisang goreng. Saya paling suka sate ^^. Bukan saja ada makanan yang sedap boleh dinikmati, tetapi juga bisa berkenalan dengan kawan yang baru dalam perkumpulan ini. Saya kenal Ben. Ben adalah pembaca blog saya walaupun kami tidak pernah berjumpa sebelum ini. Jadi, saya tanya pendapatnya tentang blog saya. Dia amat berminat salah satu karangan saya tentang Hari Kebangsaan Tiongkok Ulang Tahun Ke-60. Saya rasa bangga dan gembira sangat bahwa dia suka budaya negara ibunda saya sebab salah satu tujuan saya menulis blog itu adalah untuk memperkenalkan budaya dan sejarah negara saya. Selainnya, saya berminat juga kenapa dia belajar bahasa Indonesia. Dia memberitahu saya bahwa dia pernah mengikut kuliah tarian Jawa sehingga tertarik budaya Indonesia. Oleh karena itu, dia ingin belajar bahasa Indonesia supaya dengan lebih mendalam mengetahui budaya Indonesia. Selepas itu, Ili dan Sarah membujuk saya merasai sambal yang dikatakan tidak berapa pedas. Saya makan sambal dengan pisang goreng sampai air mata saya tidak berhenti mengalir keluar dan lidah saya pun tidak dirasakan lagi! huhu~ Tapi saya memang menikmati suasana party atau pesta itu. Semua kawan mengobrol-ngobrol dengan suka ria. Akhirnya, mbak Arti memasangkan video untuk menunjukkan sejenis tarian yang unik dari Jawa. Kami menari sambil ketawa.

Sebenarynya, budaya party sangat populer di kalangan pelajar di negara Amerika. Biasanya ia diadakan pada malam-malam ujung minggu. Party adalah peluang yang baik untuk mengenal kawan yang baru serta berehat dari pelajaran yang melelahkan setiap hari. Kadangkala minuman keras atau alkohol disediakan. Kalau meminum sedikit minuman keras, saya rasa saya akan lebih suka bercakap dan tidak malu untuk mengeluarkan suara hati dengan kawan. Oleh karena itu, budaya party amat penting bagi mahasiswa demi memperkuatkan tali persahabatan serta melepaskan tekanan kehidupan.